Saturday, 22 October 2016

Sikap bersatu tanda takwa

Islam perintah umatnya bersatu dan perkukuh persaudaraan yang menjadi sebahagian tanda ketakwaan. Perintah bersatu dituju kepada setiap muslim di seluruh dunia, tidak hanya antara umat muslim di satu tempat atau negara saja.

Firman Allah SWT yang bermaksud: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa kepada-Nya dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam. Dan berpegang teguhlah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai.” (Surah Ali Imran, ayat 102-103)

Dalam ayat di atas, jelas sekali bahwa perintah untuk bersatu padu ditujukan untuk setiap muslim. Bahkan, perpecahan di antara umat Islam adalah sumber malapetaka dan bencana.

Sebagaimana dikabarkan oleh Rasulullah SAW yang bermaksud: “Janganlah kalian berselisih! Sesungguhnya kaum sebelum kalian telah berselisih lalu mereka binasa.” (Hadis riwayat Bukhari no. 2410).

Sesungguhnya umat Islam yang beriman itu bersaudara, kerana persaudaraan merupakan anugerah yang agung dan mahal dari Allah SWT. Dan ini merupakan nikmat dari Allah SWT kepada para hamba-Nya yang mukmin.

Perkara ini ditegaskan oleh firman-Nya yang bermaksud: “Dan ingatlah nikmat Allah kepada kalian ketika kalian dahulu (pada masa Jahiliyah) saling bermusuhan, maka Allah mempersatukan hati kalian,sehingga dengan karunia-Nya kalian menjadi bersaudara. Dan kalian telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kalian dari padanya.” (Surah Ali Imran, ayat  103)

Bahkan Rasulullah SAW menegaskan bahawa rasa ukhuwah dan mahabbah pada diri seorang mukmin haruslah benar-benar ditanamkan kerana itu adalah salah satu ciri dari kesempurnaan iman seorang muslim sejati.  

Fahami hadis berikut ini yang bermaksud: “Belum dianggap sempurna iman seseorang di antara kamu, sehingga dia menyintai saudara sesama muslim seperti ia mencintai dirinya sendiri.”(Hadis riwayat Bukhari dan Muslim)

Orang muslim itu diharamkan darah, harta dan kehormatannya. Nabi SAW pernah bersabda pada waktu haji Wada yang disaksikan oleh sebagian besar sahabatnya. Di antara pesan baginda adalah: "Sesungguhnya harta, darah dan kehormatan kamu haram atas kamu seperti kemuliaan harimu ini dalam bulanmu ini di negerimu ini." (Hadis riwayat Bukhari dan Muslim)

Hadis ini menunjukkan bahwa darah, harta dan kehormatan seorang muslim tidak boleh diganggu. Banyak sekali nas yang menunjukkan tentang larangan ini dan tidak terbatas pada waktu dan tempat.  Allah SWT telah menjadikan orang-orang mukmin itu bersaudara agar mereka saling kasih mengasihi dan sayang-menyayangi.

Sabda Rasulullah SAW dari Abu Musa yang bermaksud: “Kehidupan orang-orang mukmin, satu dengan yang lainnya seperti sebuah bangunan yang saling menguatkan yang satu dengan yang lainnya.” (Hadis riwayat Bukhari dan Muslim).

Hadis di atas menggambarkan hakikat antara hubungan sesama kaum muslimin yang begitu eratnya. Hubungan antara seorang mukmin dengan mukmin lainnya bagaikan sebuah bangunan yang saling melengkapi. Bangunan tidak akan berdiri kalau salah satu komponennya tidak ada ataupun rosak. Hal itu menggambarkan betapa kokohnya hubungan antara sesama umat Islam.

Dalam hadis lain disebutkan yang bermaksud: “Persaudaraan orang-orang mukmin dalam menjalin cinta kasih sayang di antara mereka seperti satu badan. Sewaktu ada anggota tubuh yang sakit, maka meratalah rasa sakit tersebut ke seluruh anggota tubuh, hingga tidak boleh tidur dan terasa panas.” (Hadis riwayat Bukhari dan Muslim)

Itulah salah satu kelebihan yang seharusnya dimiliki oleh kaum mukmin dalam berhubungan antara sesama kaum mukminin. Sifat ego atau mementingkan diri sendiri sangat ditentang dalam Islam.

No comments:

Post a Comment