Setiap umat Islam bersaudara.
Justeru, dilarang bagi seorang mukmin caci-mencaci apalagi sampai
saling bunuh-membunuh sesama saudaranya. Sikap saling mencaci sesama muslim
membawa kepada fasik dan apabila sampai membunuh saudara sesama
muslim bererti kafirlah dia.
Dari Ibnu Masud, Rasulullah SAW
bersabda yang bermaksud: “Mencaci-maki
orang Islam bererti menyalahi agama (fasik), sedangkan memerangi orang Islam
bererti kafir.” (Hadis riwayat Bukhari dan Muslim).
Disebutkan dalam hadis lain, dari
Abu Hurairah, Nabi SAW bersabda yang bermaksud: “Orang yang paling aku cintai di antara kalian adalah orang yang paling
baik budi pekertinya, yang lembut perangainya lagi murah hati iaitu mereka yang
ramah lagi simpati.”(Hadis Riwayat Tabrani)
Amat jelas kewajiban
seseorang muslim adalah saling mencintai, membantu, bersikap
peduli dan juga mengasihi saudara seagamanya. Kisah-kisah para sahabat
yang rela berkorban dan berjuang untuk para sahabat yang
lainnya, semestinya itu menjadi contoh teladan kepada generasi muslim.
Kemudian daripada itu, agar
caci-mencaci sesama umat muslim tidak terjadi atau setidaknya dikurangkan, maka
ada beberapa hal yang perlu dilakukan.
Pertama, memohon kepada Allah SWT
agar menghilangkan segala prasangka di hati terhadap sesama muslim lainnya.
Kedua, jangan putuskan silaturahim. Ketiga, saling berkirim kabar atau
nasihat-menasihati walau hanya melalui alam maya. Keempat, jangan segan untuk
bantu-membantu sesama muslim.
Dari Aisyah, Rasulullah SAW
bersabda yang bermaksud: "Barangsiapa
berbuat zalim sekalipun hanya sejengkal tanah, pasti akan dibelenggu hingga
tujuh petala bumi.” (Hadis riwayat Bukhari dan Muslim)
Sesungguhnya, umat Islam tidak
boleh menzalimi saudaranya sesama muslim dalam bentuk apapun. Tidak boleh
mendiamkan untuk tidak menolongnya jika melihat ia dizalimi. Setiap mukmin
diperintahkan saling tolong-menolong.
Muktakhir ini telah merebak di
masyarakat amalan perbincangan melalui media sosial dalam pelbagai isu oleh
mereka yang dilihat bukanlah tergolong bijak pandai. Mereka tidak menjadikan
panduan berbincang yang ditetapkan oleh Islam. Sebab itu, berlaku provokasi dan
kenyataan yang keterlaluan hingga boleh mencetusakan perbalahan sesama muslim.
Perbuatan itu bertentangan dengan
maksud hadis riwayat Anas bin Malik bahwa
Rasulullah SAW bersabda: “Janganlah
kamu saling membenci, saling mendengki dan saling bermusuhan, tetapi jadilah
kamu hamba-hamba Allah yang bersaudara. Tidak halal seorang muslim tidak
bertegur sapa saudaranya lebih dari tiga hari.” (Sahih Muslim No
4641)
Cuba fahami maksud hadis: “Barang siapa yang menghunuskan senjata ke
arah saudaranya, maka malaikat akan terus mengutuknya sampai ia melepaskannya
meskipun dia itu adalah saudara kandungnya sendiri.” (Sahih Muslim
No.4741)
Sesungguhnya orang mukmin itu
adalah bersaudara, jikalau mereka berselisih damaikanlah, barang
siapa yang melepaskan kesulitan orang Islam niscaya Allah SWT akan melepaskan
kesulitannya di hari kiamat kelak. Dan kita sebagai orang mukmin janganlah
saling menganiaya, menghina dan memojokkan. Dan juga janganlah kita
berprasangka buruk terhadap sesama umat Islam.
Setiap muslim harus berusaha
semaksima mungkin agar anugerah dari Allah SWT tersebut tetap terjaga dan
terpelihara pada diri kita. Di antara usaha yang harus ditempuh
agar persaudaraan sesama umat Islam tetap terjaga pada diri kita,
maka kita perlu memperhatikan hak-hak dalam ukhuwwah.
Hendaklah dia mencintai saudaranya
semata-mata kerana Allah SWT dan bukan kerana tujuan-tujuan duniawi. Jika
seseorang mencintai saudaranya kerana Allah SWT, maka kecintaan tersebut akan
tetap terjaga. Jika dia melakukannya kerana tujuan duniawi, maka lambat laun
kecintaan tersebut akan pupus di tengah jalan.
Menjaga kehormatan dan harga diri
saudaranya. Kehormatan seorang muslim terhadap muslim yang lainnya adalah
haram secara umum. Untuk itu, jangan menyebutkan aib saudaranya, baik ketika
dia hadir di hadapannya maupun ketika tidak ada. Tidak mencampuri urusan
pribadinya. Menjaga rahasianya. Menjauhi prasangka buruk terhadap
saudaranya.
Allah SWT telah melarang perbuatan
tersebut dalam firman-Nya yang bermaksud: “Wahai orang-orang yang beriman,
jauhilah kebanyakan prasangka (kecurigaan), kerana sebahagian dari prasangka
itu dosa.” (Al-Hujurat, ayat 2)
Menjauhi perdebatan dengan saudaranya. Sesungguhnya perdebatan akan menghilangkan
sifat mahabbah (saling mencintai) dan persahabatan. Dan akan
mewariskan kemarahan, dendam dan pemutusan persaudaraan. Maka
meninggalkan sikap perdebatan merupakan tindakan yang terpuji.
Hendaklah kita selalu mengucapkan
kalimah-kalimah yang baik kepada sesama Islam. Hendaklah sentiasa memaafkan
atas kesalahan-kesalahan yang diperbuat oleh saudara kita. Sesungguhnya
setiap orang pasti memiliki kesalahan.
Cara lain untuk menhubungkan
silatulrahim ialah berasa gembira dengan kenikmatan yang Allah SWT berikan
kepada saudara kita. Allah SWT telah memberikan keutamaan dan kelebihan
yang berbeza-beza pada setiap orang. Baik dalam hal kepemilikan
harta, keilmuan, banyak melakukan amalan-amalan ibadah, kebaikan akhlaknya dan
lain sebagainya.
Kita patut merasa gembira dengan
nikmat Allah yang diberikan kepada saudara kita baik dari sisi harta, ilmu,
semangat dalam beribadah, dan lain-lain. Kita harus menghilangkan sifat hasad
dengki terhadap keutamaan yang diberikan oleh Allah kepada saudara kita.
Hendaklah juga kita saling membantu
dengan saudara dalam perkara-perkara kebaikan. Sungguh Allah SWT telah
memerintahkan dalam firman-Nya yang bermaksud: “Dan tolong-menolonglah kalian
dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong
dalam berbuat dosa dan permusuhan.” (Surah Al-Maidah, ayat 2)
Maka kita memohon kepada Allah agar
menjadikan kita semua termasuk dari orang-orang yang saling tolong-menolong
dalam kebaikan dan ketakwaan, saling nasihat-menasihati dalam kebenaran dan
kesabaran, serta menjadikan persaudaraan kita semata-mata kerana mengharap
reda-Nya. Dan semoga Allah SWT memberikan taufik-Nya kepada kita, kerana
sesungguhnya tidak ada daya dan upaya pada diri kita, kecuali kekuatan dari
Allah SWT.
No comments:
Post a Comment