Monday, 26 June 2017

Lapar bentuk sifat positif

Lapar bentuk sifat positif, ubat penyakit dan juga memperkasakan sifat tawadhu dan rendah hati. Kesombongan yang merupakan puncak kedurhakaan dan kelalaian akan lenyap, kerana nafsu tidak dapat dikendalikan kecuali dengan menahan lapar.

Manusia tidak dapat melihat kemuliaan dan kehebatan Penciptanya selama dia tidak melihat aib dan nafsunya sendiri. Seseorang hendaklah sering menahan lapar agar dapat mengabdikan diri kepada Allah dengan penuh kesungguhan.

lnilah sebabnya ketika Allah SWT menawarkan kepada Rasulullah SAW untuk menjadikan bukit di Makkah menjadi emas, maka Rasulullah SAW berkata, "Tidak, aku ingin makan sehari dan lapar pada hari berikutnya, agar pada hari aku mengalami lapar, maka aku dapat bersabar dan meminta kepadaMu dengan merendahkan diriku di hadapan-Mu. Dan ketika aku makan, maka aku dapat bersyukur kepada-Mu.".

Seterusnya lapar mendatangkan sifat tidak melupakan orang lain yang terkena musibah, kesusahan, atau kelaparan. Orang yang makan kenyang, sedikit pun tidak dapat merasakan atau membayangkan apa yang dialami oleh orang-orang miskin yang kelaparan.

Nabi Yusuf  pernah ditanya, "Khazanah bumi ada di dalam genggaman engkau, tetapi mengapa engkau masih menahan lapar?". Beliau menjawab, "Aku takut jika perutku kenyang, lalu aku melupakan orang-orang yang lapar.".

Seseorang yang lapar dan haus akan merasakan semakin tertanam dalam fikirannya tentang lapar dan haus pada hari Kiamat. Maka, perasaan itu mendatangkan rasa takut kepada azab Allah SWT. 

Mudah mengingat hari yang pada hari itu para penghuni neraka akan merasakan kelaparan yang sangat dahsyat, lalu mereka diberi makanan (buah yang penuh duri dan pahit yang akan tersangkut dl kerongkongan mereka, dan mereka akan diberi minum darah dan nanah dari luka-luka para penghuni neraka.

Orang berlapar selamat dari perbuatan dosa, sebab perut yang kenyang merupakan induknya syahwat, sedangkan lapar dapat menghancurkan segala jenis syahwat. Orang yang dikuasai nafsunya adalah orang yang malang. 

Kuda yang liar dan sukar dijinakkan hanya dapat dikendalikan jika ia dibuat lapar. Jika ia banyak makan dan minum, ia akan menjadi liar, demikian juga halnya dengan nafsu.

Seorang alim ditanya: "Dalam usia yang sangat tua ini, mengapa engkau tidak mengurusi tubuhmu (dengan memakan makanan yang menyehatkan dan menguatkan badan)?". 

Dia menjawab bahwa nafsu bergerak cepat ke arah syahwat. Aku khawatir ia akan menjeratku dalam dosa. Kerana itulah aku lebih suka memberikan kesusahan padanya daripada ia menjeratku dengan perbuatan dosa.".

Aisyah berkata: "Permulaan bidah kaum muslimin setelah Rasulullah wafat adalah makan kenyang. Apabila perut manusia penuh (kenyang), maka nafsu mereka tertuju kepada dunia.".

Keadaan lapar dapat menyebabkan manusia selamat dari mengumpat, berdusta, mencela dan mengadu domba. Apabila makan kenyang, maka hati manusia ingin banyak bicara, yang biasanya menyinggung orang lain.

Jika makan kurang, maka tidur juga kurang. Mudah untuk bangun malam melakukan solat tahjud. Tujuh puluh orang ahii hikmah sepakat bahwa apabila banyak minum air, maka tidur pun akan lebih lama. Dan jika tidur lama, maka banyak umurnya yang dihabiskan dengan sia-sia.

Kehilangan solat tahjud adalah kerugian yang disebabkan oleh tidur yang lama. Tidur yang lama dapat menyehabkan badan menjadi lemah dan malas dan hati menjadi keras. 

Jika isteri tidak ada di sampingnya, orang yang tidur lama akan mengalami ihtilam (mimpi bersetubuh). Dan kerana peralatan dan keperluan mandi tidak dipersiapkan, solat tahjud pun terlepas.

Satu lagi kelebihan berlapar ialah mampu beribadah dengan mudah. Dalam keadaan kenyang akan datang perasaan malas, sehingga dapat menjadi penghalang untuk melakukan ibadah. Untuk mempersiapkan makan saja diperlukan waktu yang lama. 

Jika makanan itu harus dimasak, waktu untuk mempersiapkannya tentu lebih lama. Setelah makan, orang perlu membasuh tangan, mencungkil gigi dan bangun berulang kali untuk minum. Untuk hal-hal tersebut tentu menghabiskan banvak waktu. Jika waktu-waktu tersebut digunakan untuk mengingat Allah SWT dan mengerjakan ibadah-ibadah lainnya, maka betapa besar manfaat akan diperoleh.

Sirri Saqati berkata: "Ketika aku melihat Ali Jurjani sedang memakan tepung goreng saja, aku bertanya mengapa ia hanya memakan tepung goreng. 

Dia menjawab: "Setelah aku menghitung waktu untuk mengunyah dan menelan setiap makanan itu, ternyata boleh untuk membaca subhanallah 70 kali. Oleh kerana itu sejak 40 tahun aku tidak memakan roti lagi, kerana untuk mengunyah dan menelannya memerlukan waktu yang lama."

Pada hakikatnva, setiap pernafasan manusia sangat berharga dan perlu dijaga untuk simpanan di akhirat. Caranya hanyalah dengan menggunakan waktu dalam hidup ini untuk berzikir dan beribadah lainnya. 

Di samping itu, apabila banyak makan, maka air sembahyang akan mudah batal dan sering buang air. Akibatnya, orang tidak akan duduk lama di dalam masjid, dan akan keluar masjid untuk buang air atau berwuduk.

Barangsiapa terbiasa menahan lapar, mereka akan mudah berpuasa, beritikaf, sentiasa menjaga wuduk, menghemat waktu makan, sehingga dapat melakukan ibadah lainnya. Demikianlah, pendek kata sangat banyak faedahnya dan hal ini akan didapatkan dengan cara berlapar.

Barangsiapa lalai dan tidak menghargai agama, mereka tidak akan menghargai masalah ini. Mereka berpuas hati dengan kehidupan dunia yang fana ini dan tidak mengetahui apakah kehidupan akhirat itu. Mereka hanya mengetahui keadaan dunia.

No comments:

Post a Comment